SUPER JUNIOR

SUPER JUNIOR

Minggu, 16 Oktober 2011

Sistem Ekonomi Kerakyatan Melalui Gerakan Koperasi Indonesia

Untuk saat ini "ekonomi rakyat" tumbuh secara natural karena adanya sejumlah potensi ekonomi disekelilingnya. Mulanya tumbuh dengan hanya mengandalkan naluri usaha dan kelimpahan sumberdaya alam, sumberdaya manusia, serta peluang pasar. Perlu dipahami bahwa dalam ruang ekonomi nasional pun terdapat sejumlah pelaku ekonomi yaitu seorang konglomerat dengan bentuk usaha yang kontras dengan apa yang diragakan oleh sebagian besar pelaku ekonomi rakyat. Memiliki modal yang besar, mempunyai akses pasar yang luas, menguasai teknologi produksi dan menejemen usaha modern.


Tujuan utama ekonomi kerakyatan adalah untuk menciptakan kondisi ekonomi dan politik yang demokratis dan berkeadilan dalam arti yang sebenar-benarnya. Dengan meningkatya penguasaan modal atau faktor-faktor produksi oleh segenap lapisan anggota masyarakat, dan dengan meningkatnya kemampuan mereka dalam mengendalikan jalannya roda perekonomian, maka penyalahgunaan demokrasi sebagai sarana untuk memperoleh legitimasi oleh para pemodal besar diharapkan akan dapat dihindari.


Jika menelusuri lebih jauh ekonomi kerakyatan mengandung arti sebuah paham yang mengorientasikan dan berpihak kepada rakyat miskin atau kurang mampu.
Dalam tulisan saya, saya mengangkat tema “Sistem ekonomi kerakyatan melalui gerakan koperasi Indonesia”. Saat ini Koperasi sangat berkembang pesat di Indonesia, baik koperasi kecil sampai koperasi keatas. Di lingkungan RT saja, kini koperasi mulai di kembangakan, melalui kegiatan Arisan bulanan yang dilaksanakan setiap sebulan sekali. Dalam kegiatan tersebut, terselip sebuah kegiatan menggalang dana Koperasi Simpan Pinjam. Kegiatan ini dimaksud kan untuk memberikan pinjaman untuk warga yang membutuhkan sejumlah dana.


Untuk mengenal asal usul koperasi, kita telah banyak mengetahui bahwa koperasi merupakan tindakan konkret yang dilakukan Bung Hatta untuk memperkuat ekonomi rakyat ketika itu adalah dengan menggalang kekuatan ekonomi rakyat melalui pengembangan koperasi. Terinspirasi oleh perjuangan kaum buruh dan tani di Eropa, Bung Hatta berupaya sekuat tenaga untuk mendorong pengembangan koperasi sebagai wadah perjuangan ekonomi rakyat, sehingga beliau sering disebut “Bapak Koperasi Indonesia” Bung Hatta lah yang secara konsisten dan terus menerus memperjuangkan tegaknya kedaulatan ekonomi rakyat dalam penyelenggaraan perekonomian Indonesia.


Telah di jelaskan di bagian atas tulisan ini, kita sudah mengenal dan mengetahui contoh koperasi kecil untuk lingkungan rumah tangga. Selain itu, juga sudah banyak dilaksanakan untuk kegiatan koperasi di perusahaan. Baik koperasi Simpan-Pinjam, koperasi dagang. Selain itu juga di daerah-daerah kini telah banyak menjalankan Koperasi. Banyak yang telah menjalankan koperasi nya berhasil namun tidak sedikit pula koperasi-koperasi yang gagal atau terpuruk.


Faktor utama terpuruknya koperasi di negeri ini karena sejak awal pendirian sudah tak mencerminkan citra sebagai sebuah badan hukum ideal koperasi. Pendirian koperasi sudah banyak dimanipulasi oleh kepentingan segelintir orang. Bukan rahasia lagi, banyak pendirian koperasi yang tidak berawal dari aspirasi anggota, melainkan semata-mata untuk kepentingan sekelompok orang dengan kedok badan hukum koperasi. Akibatnya, koperasi hanya dijalankan semata-mata kepentingan ekonomi pemilik modal dan bukan untuk menyejahterakan banyak orang. Terutama adalah koperasi yang bergerak dalam bidang simpan pinjam, yang sejatinya adalah “rentenir” gaya baru. Para pemilik modal tersebut berupaya menyiasati aturan-aturan hukum pendirian koperasi. Sebaiknya pemerintah harus melakukan langkah antisipasi dan solusi agar koperasi bisa benar-benar menjadi alat untuk menyejahterakan anggotanya dan buka diperalat oleh kepentingan segelintir orang. Butuh perhatian serius dari pemerintah, khususnya pemerintah daerah terhadap keberadaan koperasi di daerah. Sebagai pembina, pengawas dan pembuat regulasi, maka pemerintah punya otoritas yang besar untuk mencegah dan menindak terjadinya penyelewengan pada institusi koperasi.

Perlu diingat kembali, bahwa Peran koperasi ini juga terjadi jika pelanggan memang tidak memiliki aksesibilitas pada pelayanan dari bentuk lembaga lain. Hal ini dapat dilihat pada peran beberapa Koperasi Kredit dalam menyediaan dana yang relatif mudah bagi anggotanya dibandingkan dengan prosedur yang harus ditempuh untuk memperoleh dana dari bank. Juga dapat dilihat pada beberapa daerah yang dimana aspek geografis menjadi kendala bagi masyarakat untuk menikmati pelayanan dari lembaga selain koperasi yang berada di wilayahnya.


Aspek geografisnya meliputi : relief bumi, air, mineral dan struktur batuan, cuaca, iklim, penduduk yang banyak yang dapat dijadikan sebagai tenaga pembangunan, penyebaran penduduk yang tidak merata menyebabkan pembangunan kurang merata dan pemanfaatan SDA yang kurang optimal.

Selasa, 11 Oktober 2011

Laporan Keuangan Koperasi

LAPORAN KEUANGAN KOPERASI

1). NERACA



2). PERHITUNGAN HASIL USAHA


3). LAPORAN PERUBAHAN KEKAYAAN